Skip navigation

Sekarang hari keenam Natal 2013. Seharusnya kuucapkan Selamat Natal di hari pertama Natal atau malam Natal. Akan tetapi ada beberapa undangan asyik yang kuterima di kota Bremen ini. Aku tidak memiliki pesan Natal untuk tahun ini. Yang kumiliki hanyalah kenangan.

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, aku tak mau berpesan Natal.

Kini aku ingin mengenang suatu hari Natal di tahun 1995, yaitu 18 tahun lalu. Saat itu hujan rintik-rintik, seusai Misa Natal di sekolahku. Aku menunggu seorang wanita. Dia tidak datang. Aku pun tertunduk sedih sembari membiarkan tubuhku terpercik air yang turun dari langit.

Bandung di bulan Desember memiliki udara yang dingin. Kubiarkan udara malam kota Bandung yang romantis memeluk diriku yang sepi dan ditinggalkan. Kemanakah ia? Mengapa tahun itu belum ada telpon genggam? Mengapa tiada smartphone dengan aplikasi pesan teks saat itu?

Oh, Bandung, mengapa engkau merangkulku dengan udaramu? Mengapa bukan wanita itu yang mendekapku mesra? Oh, hujan rintik-rintik, mengapa dikau yang menyentuh kulitku saat itu? Mengapa bukan wanita itu yang mencubitku mesra? Aku ingin ia mencubit, memeluk, dan mencium, sehingga lagu Gombloh “Kugadaikan Cintaku” bisa terasa lebih bermakna.

Kawanku datang mendekatiku. Ia memandang diriku yang sedang muram. Kawanku hanya berkata bahwa dia memiliki kue tart di hari Natal. Dia bertanya untuk menawari tart itu. Aku tersenyum dan berkomentar mengenai ukuran kue tersebut yang sebesar patung Gaban di Dufan zaman dahulu. Dia bilang kalau kue ini untuk diriku dan keluargaku. Tanpa tanya mengapa aku sedikit sedih, kawanku memberi gesture yang menghiburku. Aku pun kembali tersenyum, walau hati masih pedih dan penasaran.

Semenjak itu, aku dirundung duka 7 tahun dalam kegelapan. Api yang berkobar dalam jiwaku menjadi hitam dan hanya tersisa sedikit bara. Aku kehilangan cahayaku. Namun aku tidak sendirian, kawan-kawan selalu ada yang bisa menemaniku. Aku tetap bersyukur atas kegelapan ini karena aku bisa mengerti apa itu terang.

Hingga kini aku mencari serpihan terang diriku untuk membangun Condro yang baru. Pembaharuan diriku adalah suatu proses yang takkan berakhir. Aku yakin aku akan mengumpulkan segenap terang yang kubutuhkan. Aku akan menyinari dunia dengan gelora semangatku.

***

Lagu Kahitna “Setahun Kemarin” menggambarkan segenap penantianku di Natal tahun 1995 itu. Entah berapa lama, satu jam menanti, kutermenung.  Kencan pertama hilang tak bertepi di anganku. Melangkah pergi berteman sepi, berbayang teduh matamu.

Yang menarik dari video klip Kahitna “Setahun Kemarin” adalah Vonny Cornelia (wiki: id). Daripada menanti wanita itu, lebih baik aku mencari yang “Bening” kaya Vonny Cornelia aja deh.

Waktu telah berlalu. Entah kemana wanita itu. Dia tidak ada di Facebook, dan social media lainnya. Mungkin dia pergi ke suatu rimba. Jadi lebih baik kudengarkan lagu “Gereja Tua” dari Panjaitan Bersaudara (Panbers).

Kuhanya ingin dapat bertemu. Bila bertemu, puaslah hatiku. Itu kata Panbers.

***

OK, tahun 2014 adalah saatnya aku mencari terangku. Aku bermeditasi untuk merenungi masa-masa terbaikku (1993,1994, 1997-1999, 2003-2006). Apa yang membuatku menjadi penuh gairah di tahun-tahun itu. Aku memiliki semangat besar dalam hidup. Aku mencari Condro muda yang tenggelam dalam jiwaku yang terdalam karena terkubur oleh Condro tua. Aku ingin membangkitkan Condro muda yang membawa api yang bergelora membawa terang dan hangat bagi diriku dan sesamaku.

“Aku datang untuk melemparkan api ke bumi dan betapakah Aku harapkan, api itu menyala!” Lukas 12:49.

Aku menyambut tahun 2014 dengan penuh semangat. Aku akan mencari terangku dalam setiap pekerjaanku, yaitu sebagai mahasiswa doktoral. Akan kucari cahaya itu, dalam segenap penitian karirku sebagai seorang pekerja sains. Akan kucari gelora api itu dalam seluruh perjuanganku dalam bercinta. Aku akan menemukan terang Condro yang baru dalam segenap jejaring perkawanan yang hangat.

***

Frohe Weihnachten und Guten Rutsch ins neue Jahr!
Selamat Natal dan Tahun Baru!

Bremen, 30 Desember 2013

iscab.saptocondro

via Cinta Sapto Condro http://cintascondro.blogspot.com/2013/12/selamat-natal-2013.html

11 Comments

  1. Semoga bisa menghadapi tantangan dan segala persoalan dalam studi doktor dengan baik dan lancar dan segera bertemu dengan wanita idaman…..
    Cheers \^.^/

    • Makasih.
      Tapi aku tidak tahu apa yang terjadi dengan jodohku sebelum tahun 2015.

      • Maksudnya?
        Jangan risau, mas. Pasti dirimu betemu dg jodohmu, tp persoalan waktunya kapan bukanlah manusia yg bisa atur.

      • Aku hanya tahu jawaban mengenai pertanyaanku tentang jodoh setelah September 2015. Sekarang sih santai aja dalam pencarian jodoh.

      • Mengapa september 2015, mas? Kalau memang udah ada yg cocok sebelum itu jg gpp to. Berdoa lah memohon yg terbaik hihihi…

      • Mengapa harus ada jawaban secepatnya. Kesabaran adalah bumi.

      • Secepatnya dalam arti yg memang cocok dan yakin. Mau menunggu siapa? Ya kalau yg ditunggu itu memang sudah janjian mah gpp, mas. urusan jodoh memang misteri.

      • Aku tidak tahu apa yang twrjadi sebelum September 2015, jadi pernyataanku masih valid.

      • Hihi…iya juga sih. Semoga sebelum itu lah mas. Jangan nunggu PhD nya selesai…

  2. Bandung, bagi gw yang memang tanah kelahiran selalu bikin kangen, tapi bahkan bagi temen-temen yang merantau sejak SMA dari berbagai daerah di Indonesia, Bandung bikin mereka merinding juga tuh
    Ada temen orang Medan, dia lebih kangen Bandung daripada Medan, temen Orang Sulawesi, Padang dan seterusnya juga sama
    Memang Bandung itu istimewa 🙂


Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.