Skip navigation

Aku ini senang mengajar. Makanya dulu pernah menjadi tutor alias guru les, sejak aku masih SMA. Lalu aku juga pernah jadi guru SMA di tempatku pernah sekolah dulu. Kemudian aku menjadi dosen Teknik Elektro, sesuai bidangku, di sebuah universitas swasta di Semarang.

Selama menjadi guru SMA dan menjadi dosen, aku merasa gundah dengan gajiku. Kalau guru atau dosen dianggap sebagai buruh, maka guru atau dosen menjual jasa mereka kepada “perusahaan” lalu mereka menerima upahnya. Tentu saja semakin sibuk (baca produktif, bukan sibuk kaga jelas) suatu dosen, dia berhak memperoleh upah lebih. Tapi apakah kesibukan suatu dosen dan upahnya memang sebanding?

Dua tulisan di blog milikku di blogger ini sedikit menggambarkan dosen dan hitung-hitungan gajinya.

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.