Skip navigation

Seseorang: “Eh, Condro, apa kabar?”
Aku: “Lumayan. Lu gimana?”
Seseorang: “Baik-baik aja. Sekarang lu ngapain?”
Aku: “Kuliah lagi.”
Seseorang: “Kuliah apaan? Di mana?”
Aku: “Kuliah di IKIP.”
Seseorang: “IKIP?”
Aku: “Iya. IKIP Oldenburg, jurusan Psikologi”
Seseorang: “…”

***

Kira-kira begitulah obrolan imajinerku dengan tembok dan jeruk. Sejak Oktober lalu, aku terdaftar menjadi mahasiswa psikologi di Universitas Oldenburg, di Sachsen Hilir, Jerman. Universitas ini dulunya UPI (Universitas Padahal IKIP). Kalau di Bandung, UPI itu Universitas Pendidikan Indonesia, yang dulu bernama IKIP Bandung, singkatan dari Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bandung (wiki: en,id), tempat mendidik orang supaya menjadi guru. Walau kini banyak juga lulusannya yang menjadi pramugari.

Carl von Ossietzky Universität Oldenburg itu dulu sekolah tinggi pendidikan yang bernama Pädagogische Hochschule Oldenburg atau Pedagogical College Oldenburg (wiki: en,de). Tempat ini masih terkenal sebagai tempat pendidikan untuk calon guru, walau sudah beralih menjadi universitas di tahun 1973. Kini sejak adanya cluster of excellence “Hearing4All”, universitas ini makin dikenal dengan penelitian di bidang akustik dan pengolahan sinyal audio, yang dasarnya sudah diletakkan sejak tahun 1990-an.

Jadi kini, aku sudah tidak mengobrol dengan jeruk lagi. Aku sekarang menjadi mahasiswa psikologi di IKIP Oldenburg dan mengobrol dengan manusia. Berbeda dengan sastra listrik, pada jurusan psikologi, proporsi mahasiswi lebih tinggi daripada mahasiswa. Jadi obrolannya lebih menyenangkan dan banyak yang berpelukan. Di jurusan teknik elektro eh sastra listrik, jarang sekali pelajarnya saling berpelukan.

OK, sejujurnya aku bingung kenapa para mahasiswi senang memeluk orang lain. Mungkin kampus ini memang kampus perdamaian sehingga orang-orang saling berpelukan. Carl von Ossietzky memang pernah memenangkan Nobel Perdamaian tahun 1935 (wiki: en,de,id). Nampaknya demi perdamaian dunia, aku juga perlu belajar berpelukan dengan para mahasiswi.

Saatnya aku kembali ke pekerjaanku, yang (seharusnya) penuh darahdarah perjuangan.

Oldenburg, 16 April 2014

iscab.saptocondro

Sapto Condro bernyanyi bersama semilir angin Sachsen Hilir http://saptoconiedersachsen.blogspot.com/2014/04/kuliah-di-ikip.html

4 Comments

  1. menarik dan keren sekali ceritanya mas.

  2. Salam Mas Condro. 🙂
    Menarik membaca cerita Mas kala studi di Oldenburg. Bolehkah berkoresponden via email? Saya pun berminat melanjutkan studi di sana.
    Terima kasih 🙂
    Salam sukses.


One Trackback/Pingback

  1. […] Hari ini, aku bertemu Rani, mantan Ketua PPI Bremen. Kali ini, obrolan di bawah ini bukan obrolan imajiner seperti obrolan IKIP lalu. […]

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.